Jazuli Abdillah, Orang Dekat Gubernur Banten

Dok/Foto:Karnoto

Tidak sedikit orang yang berubah ketika berada pada posisi sejengkal dengan kekuasaan.

Kalau Anda berada di posisi dekat dengan seorang gubernur, menemaninya baik disaat belum terpilih menjadi seorang gubernur sampai mau mengakhiri masa jabatannya pada periode pertama sebagai gubernur, apa yang kira - kira akan Anda lakukan ? Atau bayangan Anda orang ini kehidupannya seperti apa?

Hampir kebanyakan orang pasti berpandangan bahwa orang ini pasti kaya raya, memegang proyek - proyek strategis dan memiliki pergaulan terbatas. 

Tapi persepsi itu tidak akan Anda temukan pada sosok Jazuli Abdillah, orang dekat Gubernur Banten Wahidin Halim.

Dialah yang menjadi salah satu ting teng Wahidin sejak dia menjabat sebagai Wali Kota Tangerang. Kedekatan Jazuli dengan Wahidin sudah menjadi rahasia umum di kalangan politisi di Banten dan birokrat di Pemprov Banten.

Namun karena dia berlatar belakang aktivis yang komitmen dengan integritas maka tidak tidak menggunakan aji mumpung. Gaya hidupnya biasa saja seperti layaknya aktivis, hadir dalam forum - forum kajian, diskusi bahkan masih gemar menulis.

Kebetulan saya akrab dengan dia dan juga sering mendikusikan berbagai hal isu kekinian meskipun hanya melalui udara. 

Saya cukup memahami posisi Jazuli yang terkadang serba salah dalam artian orang menilai dia punya akses terbuka dengan WH kapan pun dan dimana pun sehingga sebagian orang sering mengatakan bahwa  sebagian isi kepala WH ada pada Jazuli.

Tidak sedikit orang yang berubah ketika berada pada posisi sejengkal dengan kekuasaan. Gaya hidupnya langsung berubah dan terkadang juga merasa diri istimewa sehingga seringkali gayanya melebihi orang yang ada di dekatnya. 

Karena saya juga punya beberapa teman yang kebetulan posisinya mirip dengan posisi Jazuli dan dia berubah sekali gaya hidupnya.

Terkadang keluar petentang petentengnya padahal untuk saya orang model begini justru yang tidak akan saya hargai biarpun bergelimang duit. 

Saya lebih suka menghargai fikiran ketimbang kekayaan makanya saya suka dengan cara Jazuli mempertahankan fikirannya sehingga kami ditemukan oleh fikiran bukan oleh perduitan.

Memang ada beberapa orang yang mengenal saya dekat dengan Jazuli pun ikut ketimpalan "getah" bahwa kalau dekat dengan kekuasaan maka mendadak kaya. 

Itulah mengapa saya cukup memahami posisi dia. Jangankan dia yang dekat dengan Gubernur, saya saja yang cuma "dekat" dengan orang dekat gubernur dipersepsikannya seperti itu.

Walaupun kedekatan dengan orang seperti Jazuli juga bukan hal pertama. Dulu ketika menjadi Ketua Kelompok Kerja Wartawan Harian Kabupaten Serang pun saya cukup dekat dengan Taufik Nuriman (Bupati Serang) saat itu, termasuk dengan Ratu Tatu Chasanah yang ketika itu masih menjadi Wakil Bupati Serang.

Kalau dibilang dekat ya memang dekat karena hampir tiap hari ketemu sering ke pendopo serta mengikuti acaranya kalau kunjungan ke daerah termasuk makan bareng. 

Tapi saya tidak pernah sampai kemudian memanfaatkan kedekatan itu untuk memperkaya diri sendiri dan bermain - main proyek.

Karena kedekatan ini pula tetangga saya yang kebetulan intel Polda Banten selalu meledek saya yang rumahnya masih kalah mewah dengan wartawan lain. 

Saya memilih "merdeka" karena itu pilihan hidup saya yang menyukai kemerdekaan berfikir, berekspresi dan tidak ada yang mendikte saya.

Makanya saya kemudian bisa konek dengan Jazuli karena dia juga orang atau aktivis yang kebetulan dekat dengan Gubernur Banten, kebetulan juga sekarang menjadi anggota DPRD Banten tetapi lebih suka menggunakan pendekatan berfikir ketimbang yang lain.

Saya mengerti cukup berat memang dengan poisisi seperti sekarang untuk bisa mempertahakan fikiran, tetapi sampai sekarang Jazuli masih komitmen soal itu. 

Saya berkeyakinan kalau Jazuli bisa lolos dengan "ujian" kekuasaan ini maka suatu saat nanti karir politiknya akan naik kelas, itu sudah menjadi sunatullah tiap ujian lulus ya otomatis akan dinaikan soal ujiannya. Selamat menjalani ujian ya, semoga lulus dengan cumlaude.

Posting Komentar