Sukses, Pengorbanan dan Tuhan





Kesuksesan seseorang itu punya ceritanya masing masing. Idealnya memang usia muda, tapi ga sedikit mereka yg sukses di ujung senja. 

Penyanyi tak gendong, misalnya dia menjadI penyanyi sukses justru beberpa tahun sebelum meninggal dunia alias di ujung senja.

Anda tahu Si Mbah yang kalau nelpon bergaya milenial asal Jawa Tengah ? Dia justru menjadi brand ambasador disaat usianya sudah nenek. 

Mengapa ga saat usianya masih muda ? Itu logika kita. Tapi kan sang sutradara yaitu Allah swt punya cerita yang berbeda.

Ini wajar karena memang Dia lah yang menguasai cerita kehidupan alam raya sampai kehidupan setelah dunia.

 Bukan cuma urusan sukses seseorang, nasib planet galaksi termasuk pangan, papan semut pun Dia ngerti.

Apatah lagi cuma urusan manusia dan kesuksesan. Itulah manusia, dia telah diatur perjalanan hidupnya.

 Ada yang saat uangnya melimpah tapi ga ada niat haji, giliran bisnisnya bangkrut tekad hajinya luar biasa dan terlaksana. Logika kita bertanya lagi kenapa ga pas kaya aja ya? 

Pada posisi ini kita berfikir bahwa selalu ada hikmah dibalik cerita. Yang pasti semua kesuksesan pasti butuh pengorbanan. 

Perjalanan menuju akhirat pun sama, butuh pengorbanan, itu dah pasti apalagi hadiahnya surga dan ga ada terminal kehidupan lagi setelah itu, surga atau neraka itulah terminal akhir manusia.

Kalau Anda bisa menjelaskan ada tempat lain untuk manusia selain dua tempat itu nanti di akhirat, silahkan pikirkan sendiri tapi ati ati sel syaraf bisa lepas semua nanti, 😀😀😀😀 karena ga kejangkau.

Buat yang tidak percaya akhirat, mungkin surga dan neraka dianggap dongeng meski kabar itu datang dari Tuhan. 

Penyesalan pasti adanya di ujung, itulah yang digambarkan dalam al qur an, banyak soal kisah mereka yang menyesal di kampung akhirat.

Karena tidak ingin menyesal itulah Nabi Ibrahim melakukan hal berat, awalnya dia ga tahu kalau perintah menyembelih puteranya Ismail hanya ujian dan kemudian diganti dg hewan kurban.

Ketika Allah yg memerintah maka di kepalanya cuma ada kalimat "Kami Dengar, Kami Taat". Kalau level saya atau mungkin Anda masih bertanya lagi, kenapa sih harus saya, kenapa harus begini, kok hidup gue begini begitu.

Itu karena hubungan kita dengan Allah cuma sekadarnya, datang saat butuh giliran lagi nikmat lupa. Atau kadang lebih banyak basa basinya. 

Wajar kalau sering tidak paham apa yang Alla sebenrnya inginkan untuk kita karena memang kesetiaan belum teruji tanpa diuji.

Kesetiaan Nabi Ibrahim benar benar teruji dan lulus cumlaude. Wajar Ibrahim diberi reward, salah satunya adalah dialah yang memiliki keturunan keluarga yang baik, selain surga tentunya.

Selamat Hari Raya Idul Adha

Posting Komentar