Diskusi Taliban Tidak Seseram yang Dibayangkan

 


Tema Taliban memang terlihat menyeramkan ditengah situasi bangsa sekarang ini. Paling tidak kata Taliban diasosiiasikan hal menakutkan oleh sebagian orang, bahkan Taliban pernah menjadi semacam peluru yang dialamatkan kesejumlah pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) beberapa waktu lalu. Belum lagi aksi para buzzer yang sering mengasosiasikan Taliban kepada hal yang menyeramkan. Pokoknya serem deh kalau ngomongin Taliban.


Maka saya bisa memaklumi kalau sebagian orang termasuk partai politik juga gamang untuk membicarakan tema ini meskipun up to date dan serius sebenarnya. Tapi setelah saya menghadiri acara diskusi yang diadakan oleh teman - teman Partai Gelora ternyata isu ini menarik dan tidak seseram yang dibayangkan oleh sebagian orang selama ini.


Teman - teman Gelora sepertinya sadar bahwa sekarang ini ada pendangkalan wawasan geopolitik diantara anak bangsa. Padahal persoalan ini serius untuk masa depan Indonesia baik secara langsung maupun tidak langsung.


Gambaran ini saya dapatkan ketika mendapatkan entry point dari sejumlah narasumber yang dihadirkan, yaitu Wawan Hari Purwanto (Juru Bicara Badan Intelejen Indonesia), Haris Abu Ulya (Pengamat Teroris), Laksamana TNI (Purnawirawan) Suleman B Ponto dan Anis Matta (Ketua Umum Partai Gelora).


Pada acara itu semua pembicara menyampaikan hal yang universal, tidak menarik persoalan kemenangan Taliban pada konteks sempit seperti yang selama ini banyak dibicarakan. Wawan Hari Purwanto misalnya, sebagai perwakilan pemerintah dari BIN menyampaikan bahwa pihaknya masih melihat perkembangan kedepan kondisi di Afganistan.


Ia berharap situasinya membaik karena bagaiamanpun Indonesia memiliki kewajiban untuk menjaga ketertiban dunia, tetapi sisi lain jangan sampai Indonesia masuk dalam arena konflik terlalu jauh yang justru akan merugikan kepentingan nasional. 


Soal efek efuria kemenangan Taliban di tanah air, Wawan juga mengatakan bahwa pihaknya telah mengantisipasi hal tersebut sejak ada informasi kemenangan Taliban bahkan jauh - jauh hari. 

Uniknya, Wawan juga mengatakan bahwa ada titik cerah soal masa depan di Afganistan meskipun tidak mudah, diantaranya ia melihat komposisi Taliban yang memegang pemerintahan banyak kalangan yang terdidik, punya kemampuan komunikasi internasional yang baik sehingga ini diharapkan menjadi hal baik untuk masa depan Afganistan kedepan.

Pada bagian lain Anis Matta juga mewanti - wanti jangan sampai pengalaman beberapa tahun silam terulang kembali, yaitu Indonesia menjadi medan tempur konflik negara lain. Jadi negara lain yang konflik kita yang jadi medan tempur itu. Ini pernah terjadi pada perang dingin beberapa tahun silam.

Dalam statement closingnya Anis Matta mengatakan bahwa saat ini memang terjadi pendangkalan wawasan geopolitik padahal dunia terus bergerak dan Indonesia adalah salah satu bagian pergerakan itu. 

Setelah saya mendengarkan apa yang mereka sampaikan ternyata mendiskusikan Taliban tidak seseram apa yang selama ini orang bayangkan. 

Menurut saya ini kelebihan cara berfikir Anis Matta yang cerdas membawa sebuah isu menjadi percakapan akademik, global dan membuka wawasan baru tentang geopolitik. Menurut saya kalau pola percakapan seperti ini diperbanyak maka Indonesia akan melahirkan generasi yang berfikir visioner dan memiliki wawasan luas.

Terus terang saya memang mengaggumi cara Anis Matta melakukan percakapan, kita diajak berfikir besar dan berjiwa tentang dalam menghadapi persoalan, serumit apapaun. 

Saya membayangkan dan mungkin sama dengan Anda ketika berdikusi isu Taliban maka akan lebih banyak bicara soal ideologi, bukan berbicara dalam konteks geopolitik. 

Namun Anis Matta memiliki gaya tersendiri dengan membawa isu Taliban ini ke konteks geopolitik dan menurut saya inilah percakapan fikiran yang seharusnya diperbanyak dalam situasi sekarang ini. 

Saat dibuka session tanya jawab, beberapa teman - teman media lain pun bertanya sekaligus menyampaikan analisanya karena memang yang diundang dalam acara itu adalah media termasuk saya mewakili ANABerita.Com. diantaranya teman dari BeritSatu yang menanyakan perasaan curiga kok ada kesan Amerika begitu mudahnya meninggalkan Afganistan dan begitu mudahnya Taliban menang.

Ada juga teman dari edia SuaraMerdeka yang menyampaikan analisanya bahwa ada yang belum beres tentang kemenangan Taliban, karena negara - negara di sekeliling Afganistasn juga memiliki kepentingannya masing - masing soal Taliban. 

Posting Komentar