Kalau Akhirnya Kecewa, Jangan Berlebihan Ekspetasi ke Tuhan

Dok/Foto:Karnoto


Tuh kan, apa kata kita. Masalahmu ga selesai hanya dengan ibadah," bisik setan dengan sangat lembut dan bernada pembenaran.

Shalat berjam'ah di masjid tepat waktu, shalawatan, puasa sunah Senin-Kamis, Dhuha, shalat malam, intinya semua ibadah dilakukan. Ekspetasi pun tinggi bahwa Tuhan akan segera mengangkat semua persoalan yang dihadapi.

Tapi pada faktanya tidak. Justru Tuhan memberikan persoalan yang beruntun seolah tak kunjung selesai. Dari sinilah Setan mendapat kesempatan untuk mempermainkan perasaan kita.

Tuh kan, apa kata kita. Masalahmu ga selesai hanya dengan ibadah," bisik setan dengan sangat lembut dan bernada pembenaran.

Salahkah setan? Ga juga karena memang mereka pekerjaannya begitu. Kita yang mestinya merenung dengan tulus dan memahami filosofi dasar soal ibadah, ujian, cobaan dan musibah.

Ekspetasi kita yang terkadang berlebihan dan tidak memahami teoritis tentang bagaimana cara Allah SWT menguji kita. Filosofi dasar dari ketaataan adalah terpaan dengan berbagai macam kesulitan.

Coba Anda rilis lagi sejarah kehidupan para nabi, sahabat dan ulama. Bukankah mereka juga diterpa oleh berbagai kesulitan? Mereka kelasnya nabi dan orang - orang soleh yang sudah dipastikan diatas kita.

Anda pernah mendengar kisah Nabi Muhammad SAW diembargo ekonomi selama tiga tahun. Mereka kesulitan ekonomi, kesulitan pangan karena akses untuk mendapatkan pangan ditutup.

Logikanya, apa susahnya Allah membereskan itu semua. Ngapain sih harus ada drama embargo segala. Begitulah teori dan filosofi orang - orang yang dekat dengan Allah. Jadi jangan hanya melihat endingnya, tapi lihat secara utuh prosesnya.

Disana kita akan menemukan peristiwa yang terkadang membuat kita greget, kesel dan bertanya - tanya. Tapi itulah cara Allah mendidik orang - orang pilihan.

Posting Komentar