Kuntoro, Sahabat SD yang Rajin Jemput



Saya dan Kuntoro seingat saya pada waktu kelas satu di SMP masih satu kelas sehingga sering pulang bareng. Kami kelas terakhir, yaitu Satu E. Tapi biar pun kelas terakhir ternyata para bintang sekolah ada di kelas ini. 

Sahabat saya yang satu ini jago matematik dan hobi ngoprek elektronik. Jadi saya tidak heran ketika dia memilih melanjutkan ke sekolah kejuruan di Adiwerna, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Kuntoro ini sahabat saat sekolah dasar di SD Negeri Satu Wanacala, Kecamatan Songgom, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah.

Kami satu desa cuma beda kampung, kalau saya di Dukuh Wanacala dia di Dukuh Pecinan. Di sekolah dia rengking satu dan jago matematika sementara saya waktu itu hanya masuk 10 besar, itu pun pada detik - detik terakhir kelulusan.

Di kampung saya waktu itu cuma saya yang sekolah sampai lulus pada tahun ajaran itu. Kampung yang paling banyak anak sekolahnya waktu itu adalah Dukuh Kampiran, Dukuh Pecinan dan terakhir Dukuh Wanacala.

Yang masih ingat sampai sekarang adalah dia rajin jemput saya ketika sama - sama mau daftar ke SMP N Satu Jatibarang, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Dulu, di tahun 1990-an jumlah SMP masih ada di kecamatan, tidak seperti sekarang banyak sekolah SMP atau setara ada di kampung - kampung.

Dengan sepeda Dames, seingat saya warnanya biru. Dia jemput saya dan sama - sama berangkat untuk daftar ke SMP. Kita boncengan dan untungnya dia itu anaknya tinggi sedangkan saya kecil, jadi deh saya yang mbonceng.

Pada waktu itu di kampung saya yang melanjutkan sekolah ke SMP memang bisa dihitung dengan jari. Bahkan saat itu satu kampung di Dukuh Wanacala seingat saya yang melanjutkan ke SMP ada tiga orang, saya, Sutrisno dan Harto. 

Tentu saja tidak seperti sekarang sudah banyak yang sekolah seiring adanya kesadaran pentingnya sekolah. Situasi yang jauh berbeda dengan dulu semasa saya. 

Saya dan Kuntoro seingat saya pada waktu kelas satu pada waktu SMP masih satu kelas sehingga sering pulang bareng. Kami kelas terakhir, yaitu Satu E. Tapi biar pun kelas terakhir ternyata para bintang sekolah ada di kelas ini. 

Selain Kuntoro ada sang bintang utama yaitu Oelistina, dialah juara sekolah pada waktu itu. Rengking satu bukan hanya di kelas tapi satu sekolahan sehingga menjadikan kelas kita terkenal.

Sang bintang utama sendiri sepengetahuan saya akhirnya kuliah di perguruan tinggi kedinasan di STIS (Sekolah Tinggi Ilmu Statistik) di Jakarta Timur. Sementara Kuntoro terakhir saya komunikasi buka usaha jasa service elektronik di Tegal, Jawa Tengah

Usaha ini juga tidak membuat heran saya karena memang dari dulu dia doyan ngoprek elektronik. Jadi nyambung dengan hobinya sejak kecil. Semoga sukses usahanya Kun !

Posting Komentar