Ketika Mas Gagah Lulus TPA
Zada Gagah Al-Fasya, kita biasa memanggil dia Mas Gagah. Dia anak laki - laki yang paling besar. Adiknya dua laki - laki semua, yaitu Gigih dan Galih.
Karena nama panggilan mereka seperti anak kembar dan kebetulan diawal huruf G, emaknya selalu mengenalkan diri ke ibu - ibu komplek dengan sebutan Umi 3G (Gagah,Gigih dan Galih).
Tapi, ketika keluar nilai lulusan SD Negeri dia nilainya di luar ekspetasi kami karena di atas 80 nilai rata - ratanya dan karena nilai ini pula dia akhirnya bisa memenuhi syarat melanjutkan sekolah dimana kakanya kemarin baru lulus.
Dan Alhamdulillah dia diterima, buat kami luar biasa karena satu kelas cuma dia yang diterima di sekolah favorite ini. Bayangkan ada seribuan lebih yang daftar sementara kuota kurang lebih 360 lebih dan anak kami bisa diterima. Alhamdulillah.
Enam hari dalam seminggu dia pakai waktu sorenya untuk sekolah madrasah atau TPA di perumahan kami. Selama kurang lebih dua tahun dia belajar dan akhirnya hari ini dia lulusan.
Saya selalu bilang ke dia, Mas laki - laki itu harus punya kuat tiga hal, kuat fikir, kuat fisik dan kuat jiwanya. "Mas Gagah anak laki - laki paling besar jadi harus membuka jalan untuk dua adik laki - lakinya" kata saya setiap menjelang tidur.
Kami selalu bilang ke anak - anak, kalian harus lebih dari kami. "Kalau Ayah kalian tidak sempurna untuk dijadikan inspirasi buat kalian, kalian cari sosok yang bisa menjadi inspirasi kalian untuk lebih baik," kata kami kepada anak - anak.
Anaknya nyaman buat berteman karena dia bisa mengimbangi teman pergaulan makanya setiap hari dia selalu disamperin, baik teman komplek perumahan, teman madrasah dan teman sekolah.
Teras kami biasa untuk bascamp mereka main, mulai dari petak umpet, main game,bola dan permainan lain. Beruntung saya sejak kecil dulu di kampung juga rumahnya biasa dijadikan tempat nongkrong jadi terbiasa dengan hadirnya anak - anak main di rumah.
Posting Komentar