Soal Wisuda Siswa, Perlukah?



Wisuda itu artinya pemberian ijazah kelulusan. Dan menurutku setiap jenjang sekolah itu penting dilakukan dengan beberapa alasan. Pertama supaya siswa tahu bahwa mereka pernah belajar di sekolah itu dengan pembuktian legal ijazah. event penyerahan ijazah ini menjadi story tambahan dan bisa jadi suatu saat dibutuhkan untuk syarat - syarat tertentu karena tidak cukup dengan lembaran ijazah.

"Ijazah tu tanda seseorang pernah sekolah," kata Rocky Gerung.
Kedua, mengabadikan momen bersejarah sebagai bagian dari serpihan sejarah hidup seseorang dan menjadi story bagi anak - anak atau bahasa sederhananya untuk melengkapi cerita perjalanan hidup mereka didunia pendidikan.
Tabiat manusia yang manusiawi adalah cerita dan wisuda itu adalah bagian dari cerita perjalanan hidup anak anak. Sekolahnya lama loh, TK misalkan dua tahun, SMP tiga tahun dan SMA tiga tahun, beda setahun dengan kuliahan. Masa iya momen bersejarah itu mau dilewatkan padahal itu bagian sejarah bagi anak - anak.
Atau misalkan masa iya ijazah kelulusan mau diberikan ala kadarnya seperti ngasih kertas biasa. Kan storynya menjadi kurang menarik bagi anak - anak.
Lalu bagaimana dengan narasi untuk TK,SD,SMP dan SMA ditiadakan seperti yang berkembang beberapa waktu lalu disaat ramainya sekolah menyelenggarakan wisuda.
Saya pribadi kalau berdasarkan pengertian wisuda adalah penyerahan ijazah kelulusan sekolah lebih setuju dengan tetap dilakukan.
Mungkin yang dimaksud oleh sebagian orang seeremoninya, bukan wisudanya. Cuma karena tidak dibahas apa itu wisuda jadi tidak lengkap penjelasannya. Jadi membuat narasinya dominan emosi ketimbang dikaji lebih dalam, apa pengertian wisuda dan bagaimana seharusnya itu dilakukan sehingga narasinya tidak banyak noisenya.
Soal konsep acara wisuda inilah setiap sekolah berbeda - beda. Ada yang menonjolkan kemewahan tapi kehilangan maknanya, ada juga yang konsepnya sederhana tapi berkesan dan bermakna. Artinya ada value pada konsep acara bukan sekadar ramai ramai apalagi menonjolkan kemewahan yang akan berimbas pada biaya seremeoni wisuda itu sendiri.
Inilah mungkin yang belakangan jadi pembicaraan di sosial media, bukan wisudanya. Jadi, lebih ke konsep acaranya. Saya ambil contoh di SDN Panancangan 2 Kota Serang, Provinsi Banten, dimana anak kami sekolah. Konsepnya sederhana, biaya murah tapi berkesan dan meriah serta banyak value yang kami dapatkan, baik untuk guru, siswa maupun wali murid.
Kami orangtua cuma diminta iuran Rp 250 ribu, itu pun bisa motong tabungan anak - anak kita di sekolah. Tidak ada kebaya, tidak ada sewa tempat wisuda, tidak ada tetek bengek yang memberatkan. Jadi dana itu untuk keperluan beli peralatan dan perlengkapan, seperti balon, asap warna. Dan lengkap kok, ada paduan suara, tarian, sambutan wali murid, kesan dan pesan, ramah tamah, tapi berkesan. Ini soal kemampuan sekolah mengcreate acara wisuda.
Para guru mendesain lapangan sekolah yang biasanya untuk upacara, main bola siswa menjadi panggung terbuka sederhan, elegan dan tidak murahan. Dimana siswa berjalan, dimana siswa mengitari sembari bernyanyi, dimana orangtua dan dimana anak - anak menari. Sangat
keren
konsepnya untuk sebuah sekolah dasar negeri, tidak kalah kok dengan sekolah berbiaya mahal.
Dan acaranya meriah kok, hikmat dan valuenya tersampaikan untuk kami orangtua, siswa dan guru. Ini video salah satu acara wisudah di SDN Panacangan 2 Kota Serang.
Yang sering terjebak itu soal doyan menonjolkan kemewahan, tapi kehilangan makna dan pesan utama wisuda. Sewa gedung mewah lah, harus pakai kebaya lah, tapi filosofi wisudanya sendiri tidak tersampaikan. Kecuali kalau memang kondisi sekolah tidak memungkinan untuk dijadikan tempat wisuda, itu lain cerita. Tapi kalau memang bisa kenapa tidak di sekolah. Kebanyakan itu terbawa arus, tidak berani keluar mainstream.

Posting Komentar