Bukan Lagi Jualan, Ini Obatnya Galih

Obat - obatan yang harus diminum Mafaza Galih Al-Fasya saat sakit. Obat dari dokter Klinik Ikhlas Medika Pakuptan, Kota Serang dan obat dari dokter RSUD Kota Serang saat cek darah untuk memastikan apakah dia kena DBD atau tidak, Jumat (30/06/2023) dini hari sekira pukul 01.30 WIB. Alhamdulillah hasil cek darah trombositnya bagus. 


Mulai trik halus bujuk rayu dan iming - iming, "dibohongi" rasanya sampai cara "radikal" dipencet hidungnya supaya mulutnya terbuka. Pokoknya butuh perjuangan untuk bisa memasukan obat ke anak, apalagi usia tiga tahun, wah perjuangan banget.

Bagaimana pun caranya obat itu harus masuk ke anak untuk kesembuhan. Jujur saja, urusan ini istri lebih "tega" ketimbang saya. Kalau sudah kesulitan maka dia pakai jurus pamungkas, pencet hidung supaya mulut terbuka lalu obat dimasukan.

 Awal saya melihat caranya rada - rada gimana gitu, tapi itu memang trik pamungkas yang direkomendasikan dan aman kok dan harus berdua, saya yang pegang anak sedangkan istri yang memasukan obat.

Sepertinya perjuangan memasukan obat ke mulut anak mirip ketika menidurkan anak. Digendong, ditimang - timang sembari dishalawati lalu kita coba tidurkan di kasur dengan harapan tidak bangun, namun ketika badan anak nempel di kasur dia bangun dan kita gendong lagi, kita timang lagi.

Ada obat penurun panas (Paracetamol), ada obat radang, ada obat batuk dan ada obat lainnya, komplit banget. Buat yang sudah pengalaman ketika anaknya sakit pasti sudah pernah merasakan perjuangan meminumkan obat ke anak.

Terkadang Berjam - jam baru bisa ditaruh di kasur, kecuali kalau memang sudah ngantuk berat banget biasanya tidur sendiri. Wah, ini paling asyik karena kita bisa mengerjakan pekerjaan segera.

Bedanya kalau lagi sakit kita dipenuhi rasa cemas sedangkan saat menidurkan kita ingin segera bisa ditaruh di kasur karena ada beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan.

Itulah perjuangan Ayah dan Bunda, Emak dan Bapak, Abi dan Ummi kita saat masih kecil. Rela jadi pahlawan untuk anak - anaknya, rela menahan perih dan lelah demi anak - anak, luar biasa dan kita yang sudah jadi orangtua merasakan itu.

Tapi asal tahu kalau itu dinikmati dengan penuh syukur maka akan terasa enteng meski sebenarnya berat. Akan terasa nikmat dan justru kalau kita meresapi dengan penuh hikmah saat menimang muncul kalimat begini. 

Berapa tahun kenikmatan menimang anak, bermain dengan anak - anak dan menjadi pahlawan bagi anak anak, tidak lama kok. Ketika sudah mulai sekolah dasar maka sudah mulai berkurang apalagi ketika SMP dan SMA maka nikmat itu akan hilang dan justru momen itu yang kemudian dikangeni oleh para orangtua.

Saya sering mendengar hal ini dari mereka yang sudah tidak punya anak kecil lagi. Apalagi buat mereka yang anaknya semua perempuan dan telah menikah. Maka kita sering melihat rasa sayangnya orangtua kita ke cucu itu melebih rasa sayang ke kita yang merupakan anak sendiri.

Kembali ke soal obatnya Galih tadi. Jadi dalam sepekan dia bertemu dua dokter. Dokter pertama saat periksa di klinik dekat rumah kita dan dokter saat ia dibawa tengah malam ke RSUD untuk cek darah.

Karena dia belum kami daftarkan ke BPJS maka lewat jalur umum dan tentu saja obatnya berbeda. Kalau yang umum tidak ada tulisan generik, serba cespleng, harganya juga lumayan dan memang kita bandingkan saat kakaknya sakit dan diberi obat dengan jalur BPJS itu berbeda.

Buat kita sih yang penting sembuh, mau generik atau bukan yang penting obat itu bisa memacu kesembuhan anak yang lagi sakit. Meski Galih anak keempat kami dan tentu saja pengalaman menangani anak sakit bukan kali ini, tapi tetap saja namanya orangtua, siapa pun akan khawatir.

Dari empat anak kami, Galih memang mirip dengan kakaknya Gigih ketika sakit. Jadi kalau mau diberi obat ceriwis, banyak pertanyaan sekaligus permintaan. Terkadang kalimatnya lucu dan membuat kami tertawa ditengah kekhawatiran.

Mungkin diantara Facebookers ada yang bertanya rajin banget menulis story. Saya sengaja rajin menulis kisah dikeluarga mungil kami dan biasanya saya taruh di blog pribadi saya www.notostory.my.id. kalau sudah banyak tulisan soal perjalanan kami akan saya bukukan, paling tidak untuk anak - anak nanti supaya mereka juga tahu perjalanan mereka ketika masih kecil dari apa yang saya tulis.

Saya berpandangan bahw anak - anak juga mesti tahu sejarah dan perjalanan mereka secara utuh dan menurut saya cara untuk mengawetkan sejarah mereka dan original adalah dengan tulisan yang dibukukan.

Kedua dalam fikiran saya, ketimbang kita buat status unfaedah lebih baik belajar nulis yang rapi, ada value syukur syukur tulisannya Always Interesting, Always Inspiring. Tapi kalau saya sendiri sih lebih kepada keinginan saya agar anak anak kelak tahu sejarah mereka dimasa kecil dari tulisan saya karena tidak mungkin utuh kalau hanya sampai pada cerita yang terekam di memori otak kita.

Kita tahu memori otak kita terbatas untuk menyimpan file sebegitu banyak, ada file sejarah kita sendiri, file masalah bisnis, file masalah hubungan sosial, file kita dengan istri, file kuliah, file pekerjaan dan masih banyak banget.

Jadi tidak bakal mencukupi memori otak kita menyimpan file yang banyak banget, maka jalan bijaknya adalah dengan menulis lalu dibukukan.***

Posting Komentar