Pakaian Kita Simbol Kepribadian Kita
Komunikasi itu sebenarnya cara kita mengirimkan dan membaca simbol yang kita pakai atau kita lihat dari seseorang. Simbol itu bisa bentuk, warna, ekspresi termasuk motif dan warna pakaian yang kita pakai.
Sebenarnya teori soal fesyen sudah pernah saya dapatkan ketika masih duduk di SMP. Saya masih ingat waktu itu ada pelajaran tata busana dan tata boga, disitulah diajarkan apa itu baju bergaris tegak lurus dan vertikal, apa arti mengenakan baju yang lengannya dilipat dan lain sebagainya.
Pengetahuan soal ini semakin lengkap ketika saya studi di Universitas Mercu Buana, Jakarta. Kebetulan saya mengambil studi Ilmu Komunikasi Jurusan Marketing Communication Advertising. Disini saya diajarkat teori - teori komunikasi dan marketing, mulai dari komunikasi inter personal, antar personal termasuk psikologi komunikasi.
Pada mata kuliah Psikologi Komunikasi inilah saya belajar tentang psikologi warna. Nah, pada tulisan kali ini saya ingin berbagi tentang warna biru dan garis tegak lurus fesyen yang sering kita lihat bahkan kita pakai.
Tulisan ini terinspirasi dari seorang perempuan pada sebuah acara politik. Kebetulan saya memegang media atau lebih tepatnya foto. Singkat cerita, ketika disuatu tempat ada perempuan yang mencolok dengan kemeja biru dan garis tegak lurus warna biru.
Perempuan ini mencuri perhatian karena diantara yang hadir dia terlihat cantik dengan kacamata dan balutan kemeja biru bergaris putih tegak lurus. Tapi saya tidak membaha soal cantiknya melainkan ingin berbagi soal baju yang ia pakai dengan pendekatan ilmiah.
Pada teori psikologi warna, warna biru merupakan simbol 4 hal, yaitu kepercayaan, loyalitas, tanggungjawab, kepercayaan dan keamanan. Artinya perempuan ini memiliki self confidence (percaya diri). Dan ini tersirat dari penampilannya saat hadir ketika itu. Sangat percaya diri dibandingkan dengan yang lain.
Itulah mengapa brand - brand yang bergerak dibidang teknologi juga mayoritas menggunakan biru sebagai warna dominan. Sebagaimana produk makanan dominan menggunakan warna merah karena merah dalam teorinya itu mengundang rasa lapar.
Selain percaya diri, warna biru juga mengirimkan pesan sebagai orang yang bertanggungjawab. Dan ini pula yang perempuan itu buktikan dengan mengerjakan apa yang dia tugaskan. Kalau melihat tugas dengan gaya perempuan ini tadinya saya pesimis dia akan melaksanakan itu, tapi ternyata setelah diketahui dari informasi yang saya dapatkan dia mengerjakan tugasnya dengan baik.
Ini dibuktikan dengan foto - foto yang saya dapatkan saat ia sedang mengerjakan tugas yang diberikan. Dari sini kita bisa belajar bahwa apa pun simbol yang melekat pada diri kita hakikatnya adalah kita sedang berkomunikasi dengan orang lain.
Mengirimkan pesan melalui simbol yang melekat pada diri kita adalah hal penting, apalagi ketika Anda bertemu dengan seseorang yang mengerti teori soal itu, seperti halnya seorang psikolog yang menemui kliennya. Dia bisa membaca dari pesan mimik kita, ekspresi, cara duduk, gaya bicara termasuk pakaian yang kita kenakan.
Sok, mulai sekarang perhatikannya simbol - simbol komunikasi yang kita pakai dan dilekatkan dalam diri kita. Terlihat sepele tetapi pada saatnya nanti Anda akan merasakan betapa pentingnya memerhatikan simbol - simbol komunikasi itu. **
Karnoto
Founder Maharti Brand
Pernah Studi Ilmu Komunikasi Jurusan Marketing Communication Advertising di Universitas Mercu Buana, Jakarta
Mantan Jurnalis Radar Banten
Posting Komentar